Galeri

Februari 22, 2012

Bicara tentang Watak - watak

Berawal dari obrolan singkat saat makan siang,
Bersama semua staff kantor, ketika bos saya melihat cara saya menghabiskan kelapa butir saa, dia mulai bercerita dan mulai menganalisa tentang 4 watak manusia
- Saunginis
- Melankolis
- Phlegmatis
- Koleris
Dia menganalisa satu persatu diantara seluruh staffnya, dan dia bilang kalau saya adalah seorang phlegmatis sanguine

Berselang beberapa hari dari obrolan makan siang tersebut, gue tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai watak – watak manusia itu, bukan merupakan sifat dasar gue untuk mengetahui urusan orang tapi gue hana mau mengagumi ciptaan – ciptaan Tuhan dan belajar mengenali sesame dan bagaimana seharusnya gue bersikap. sampai akhirnya gue nemuin buku karangan Florence Littaeur ang ngebahas tentang watak – watak manusia tersebut. Ternate kalo di compare antara teori di buku ini, analisa bos gue, dan kehidupan sehari – hari gue bias di simpulkan kalo gue itu ternate adalah seorang Sanguine Phlegmatic. Banak sifat seorang sanguine yang populer ada dalm diri gue, dan beberapa sifat phlegmatic yang damai juga ada di diri gue, dan sebagian kecil dari Melankolis dan Koleris
Sampe akhirnya gue pun mulai menganalisa satu demi satu orang yang ada di sekitar gue, Mama, yang seorang Choleric Melankolis. almarhum. Papa yang adalah ternyata juga adalah seorang Phlegmatis sanguine, semua temen kantor, sahabat – sahabat gue dan akhir nya LO !
Dari semua fakta yang ada dan teori yang gue baca, lo adalah seorang Phlegmatic Melankolis, lo merencabakn semuanya secara detail, lo merancang segala sesuatu dengan matang dan rapih, tapi lo tetap santai bahkan cenderung cuek dengan keadaan sekitar. Diluar konteks kita sering melakukan “kesalahan” kalo kita bersama dan bicara diluar dari konteks agama, kesalahan kenapa kita berpisah tanpa alsan ang jelas dan masih berlarut – larut buat gue sampai saat ini adalah mungkin karena watak kita ang sama – sama Phlegmatic . Lo lebih memilih diam daripada bicara secara terus terang dan gue lebih memilih untuk tidak tau daripada harus menanykan hal itu ke lo.
Merupakan sifat dasar seorang Phlegmatic untuk masa bodoh terhadap sekitar sampai kadang cenderung egois ang mungkin menyebabkan kita tidak pernah duduk dan bicara secara gambling tentang semua yang kita rasakan dan kita alami. Tidak ada ang pernah memulai pembicaraan tentang “kita”.
Dan andai saja saya mau mengalahkankan watak phlegmatic saya barang sekejap, sudah pasti semua yang ada disini semua yang sudah saya tulis dan semua yang saya harapkan sudah pasti anda akan mengetahuinya. Sudah pasti saya tidak perlu mengembangkan senyuman palsu setiap harinya selama beberapa tahun ini, tidak perlu saya berteriak dalam hati di balik tawa keras saya setiap hari.